Hai Sedulur Budaya Bantul! Kalian pasti sudah tidak asing dengan Labuhan Hondodento. Labuhan ini awal mula dilakukan oleh Yayasan Hondodento Yogyakarta. Tradisi labuhan ini diselenggarakan secara turun temurun oleh keturunan Hondodento yang telah tersebar di beberapa kota di Jawa Tengah hingga Jawa Timur loh.... Labuhan yang rutin dilakukan setiap tanggal 15 suro ini, selalu menarik para wisatawan dan masyarakat di sekitaran pantai parangkusumo untuk menyaksikan prosesi labuhan. Seperti labuhan lainnya, labuhan Hondodento dilakukan untuk melakukan doa bersama dengan mempersembahkan beberapa ubo rampe yang nantinya akan dilabuhkan ke pantai Parangkusumo sebagai wujud rasa syukur. Sedikit informasi nih buat kamu, sebelum adanya kegiatan Labuhan dan kirab biasanya satu hari sebelumnya bakal diadakan pagelaran wayang loh… setelah adanya pagelaran tersebut, pada hari berikutnya bakal dilakukan kirab yang dimulai dari pendopo Parangtritis. Dengan menggunakan pakaian adat jawa para peserta labuhan beriringan menyusuri Pantai Parangkusumo. Dengan urutan barisan paling depan adalah Barisan Bregodo Paksi Katon diikuti dengan para wanita dengan membawa sesaji di depan barisan kemudian disusul barisan lainnya. Tak ketinggalan juga, ada gunungan hasil bumi yang ikut diarak untuk nantinya diperebutkan oleh para penonton upacara labuhan tersebut. Sesampainya di Pantai Parangkusumo semua peserta labuhan duduk bersila menghadap laut dengan formasi yang telah ditentukan. Para wanita pembawa sesaji dinaungi payung kebesaran duduk paling depan. Pada baris selanjutnya diisi oleh wanita pembawa tabur bunga. Barisan selanjutnya diisi oleh peserta Labuhan Hondodento yang datang dari berbagai daerah dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah semua sudah duduk dengan rapi dan sesuai formasi yang sudah ditentukan, upacara Labuhan Hondodento dimulai dengan doa bersama. Tak lupa pembacaan riwayat berdirinya Yayasan Hondodento dan tujuan labuhan pada bulan suro tersebut. Acara selanjutnya adalah ritual doa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dipimpin oleh juru kunci Pantai Parangkusumo. Acara doa tersebut diikuti dengan ritual caos dhahar kepada penguasa laut selatan yang diwakili oleh pengurus Yayasan Hondodento dan perwakilan dari tiap kota seperti Yogyakarta, Solo, Madiun, Kediri, Ponorogo, Bantul, dan sebagainya.Kemudian dilanjutkan penaburan bunga yang dilakukan beberapa wanita pembawa tabur bunga. Ritual tabur bunga di tepi Pantai Parangkusumo dan ritual melarung ubo rampe dan sesaji merupakan acara puncak Upacara Labuhan Hondodento.